Ibu, anakmu sekarang sudah beranjak dewasa, sudah bias berfikir
dan mulai belajar untuk mandiri. Anakmu rela berada jauh darimu untuk meraih
masa depan, padahal andai saja engkau tahu keputusan untuk berada jauh
disampingmu adalah keputusan yang cukup berat untuk di jalani. Tapi meskipun
seperti itu, keputusan ini tetap aku ambil agar aku bisa membuatmu meneteskan
air mata ketika melihat anakmu berhasil meraih impiannya. Anakmu ingin
membuatmu bangga, anakmu ingin membuktikan bahwa orang yang dari dulu engkau
jaga, engkau rawat dan engkau sayangi adalah orang yang berguna. Anakmu tak
ingin membuat perjuanganmu selama di dalam kandungan dan sampai detik ini
sia-sia. Doakan saja anakmu yang berada di kota seberang yang jauh dari
tatapanmu agar selalu sehat dan diberi kekuatan untuk terus berjuang meraih
masadepan.
Maafkan anakmu jika seringkali tidak mengankat telfonmu dan
lebih memilih tenggelam dalam kesibukan yang melenakan. Maafkan anakmu jika
sangat jarang menelfonmu ketika engkau rindu, maafkan anakmu jika hanya
menelfonmu ketika ada masalah, ketika anakmu sakit, ketika anakmu kehabisan
uang dan ketika anakmu terpuruk. Meskipun anakmu tahu bahwa dengan menelfonmu
pada kondisi seperti itu akan menambah kekhawatiranmu, tapi anakmu ini sungguh
rindu akan suara lembutmu yang menenangkan hati. Meskipun dengan menceritakan
masalah yang anakmu hadapi kepadamu tak selalu menghasilkan solusi, tapi
mendengar suaramu dan kata bijakmu cukup untuk mebuat anakmu bangkit dan
menegakkan kepala untuk menghadapi masalah yang dating dan pergi.
Jika engkau menelfon engkau selalu menanyakan kabar anakmu,
kesehatan anakmu dan semua hal yang tentang kondisi anakmu dengan penuh
perhatian. Tapi ketika di telfon, anakmu sangat jarang menanyakan kondisimu,
padahal engkau juga butuh perhatian dari anakmu. Maafkan anakmu ini jika
terlalu egois dengan dirinya sendiri, maafkan jika anakmu ini lupa bahwa
keberadaannya disini adalah hasil dari keringat, airmata dan doa yang selalu
engkau lantunkan kepada Yang Maha Kuasa agar kehidupan anakmu baik-baik saja.
Andai saja engkau tahu ibu, anakmu sangat merindukanmu. Sangat
rindu suara mu yang begitu lembut namun sanggup membangunkan anakmu untuk
memulai harinya, anakmu sudah mulai jenuh dengan suara alarm yang begitu berisik
namun tak membuatku langsung terbangun dari tidur. Anakmu sangat rindu ketika
bangun sudah tersedia minuman hangat dan sarapan diatas meja hanya tinggal
menikmatinya saja.
Atas doa mu anakmu disini baik-baik saja, akan aku simpan
rasa rindu ini untuk memberi semangat untuk menggapai impian.
Anakmu tak ingin membuatmu menangis sedih karena melihat anakmu gagal, anakmu ingin melihat tetesan air mata mengalir di pipimu yang mulai keriput karena melihat kesuksesan anakmu
. Salam rindu untuk ibu :*