Alasan Mengapa Anak Teknik Lebih Suka Nge-Jomblo

nge-Jomblo katanya sih nggak enak, tapi buat anak teknik nge-Jomblo itu lebih baik, kenapa?

1. Jadi jomblo bisa membuat fokus untuk membangun masa depan

yup, anak teknik memang di anggap sebagai pembangun masa depan di suatu daerah. Mau bangun jalan, jembatan, pembangkit listrik dan banyak lagi produk engineer lainnya. Ketika masih kuliah memang jadi mahasiswa teknik itu harus bisa menguasai teknik-teknik di bidangnya. Tentu saja untuk menguasai ini butuh yang namanya keseriusan dan tidak boleh di ganggu. Punya pacar terkadang menjadi pengganggu, seringkali chattingan yang sebenernya nggak terlalu penting, berantem dengan masalah yang nggak jelas, masih juga harus beresin tugas kuliah yang seabrek dengan deadline yang begitu mencekik. Ribet kan? makannya anak teknik lebih milih nge-Jomblo, daripada harus mengurus hal yang sifatnya belum saatnya di urus tapi harus ngurusin. Kalo mau sama anak teknik mah mendingan menjalin hubungan yang serius aja. Anak teknik kalo di ajak serius juga pasti mau. Sabar aja nunggu dia beberapa tahun untuk membangungkan masa depan yang indah bersamamu.

eitss, itu mah sebenernya cuman alibi aja. Masalah utama kenapa anak teknik itu lebih milih nge-jomblo. karena di fakultas teknik terutama teknik yang cowok banget kaya geologi, mesin, elektro dan jurusan yang senasib populasi cowok dibandingkan dengan populasi cewek nggak imbang. Mending jomblo daripada maho. Mau maen ke kampus tetangga yang ceweknya banyak serasa masuk dunia lain.

2. Cewek itu susah difahami, nggak seperti rekayasa teknik yang bisa dimengerti meski susah

Makhluk yang namanya cewek itu memang susah dimengerti, untuk memahaminya nggak cuman butuh logika tapi juga intuisi. Sedangkan seorang engineer terlalu terbiasa untuk menggunakan logika dan mengesampingkan intuisi. ketika cewek ditanya dan jawabnya "nggak apa-apa", secara logika itu berarti tidak ada yang perlu di khawatirkan. Namun kata "nggak apa-apa" sebenernya punya makna terdapat suatu hal yang harus dikaji dan dipahami lebih dalam. Ribet kan? namun ketika utak-atik rekayasa teknik kemudian hasilnya "something wrong" berarti memang ada yang salah.

3. Mending dealline kelar daripada punya pacar

punya pacar memang seringkali menyita waktu untuk menyelesaikan deadline, sukur-sukur mau bantuin, ternyata cuma bilang. cemungut ea... padahal cemungutmu tidak berpengaruh sama deadline ku. kalo udah menjelang deadline seolah udah mendekati kiamat. mata merah, bibir pucat, keringat dingin, tambah lagi kalo di gangguin pacar. otak tambah ruwet. makannyaa mendingan nge jomblo. nggak nambahin beban pikiran.
Deadline memang menjadi momok yang menyebalkan ketika masih berada dalam proses menjadi seorang engineer, kadang deadline bisa berubah setiap waktu tanpa pemberitahuan yang pasti. Di posisi ketika di bawah bayangan deadline harus juga ngurusin pacar yang super crewet dan terkadang terkesan sok care yang padahal mah enggak care. kalo emang care ya samperin aja (kalo bisa) bantuin kerjain deadline nya. Jangan cuma bisa ngasih semangat yang nggak bisa merubah deadline sekecil apapun, semangat juga nggak nambah. Yang ada justru sebel dan males meladeni hal yang kurang penting.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »