Penyemangat Hidupku


Perjuangan seorang ayah untuk membahagiakan anaknya terlihat jelas di film ini (CJ7)

Jenuh, capek, lelah, malas semuanya begiku kompak bekerjasama untuk mematikan api semangat juang untuk masa depan yang cerah. Ketika satu datang, semuanya akan datang saling bahu membahu mematikan api semangat yang membara untuk meraih masa depan yang masih abu-abu. Menjadikan tubuh yang dilengapi oleh otot dan tulang yang begitu kokoh menjadi seonggok lemak yang tak berdaya. Ketika ini terjadi, masa depan hanyalah kata kiasan, impian hanyalah sebuah kata tanpa makna. Semua orang pasti pernah mengalami hal seperti ini, begitupun dengan saya.
Ada sebuah “wejangan” yang diberikan oleh penyemangat hidupku ketika aku merasa begitu lelah dengan kehidupan ini. 
“sebuah truk, mampu mengangkut belasan sapi dengan mudahnya, tapi seekor sapi belum tentu bisa menarik sebuah truk”.  
Truk di ibaratkan seseorang yang mempunyai semangat hidup, di ibaratkan “beban” hidup. Ketika sebuah truk memiliki cukup bahan bakar (semangat) dia mampu mengalahkan beban yang ada dalam hidupnya, namun ketika truk tak berdaya, tak memiliki bahan bakar (semangat). Dia tak mampu melakukan perpindahan, sapi pun tak mampu untuk menggerakkannya.
Ini lah yang menjadi bahan renungan untuk saya, kenapa saya bisa kehabisan bahan bakar (semangat) untuk menjalani hidup ini, kenapa saya hanya mengikuti rasa malas. Padahal ketika saya bersemangat untuk menjalani hidup ini, sebagian besar hasilnya pun untuk saya.
Saya saat ini sedang menjalani hari-hari saya sebagai mahasiswa, di jurusan teknik di sebuah kampus ternama di negeri ini. kehidupan sebagai mahasiswa teknik bagi saya memang terasa begitu berat dan menyebalkan. Deadline, laporan, tugas praktikum, mereka sanggup berkolaborasi dengan indahnya untuk melemahkan kobaran api semangat yang saya miliki. Ketika api semangat tak mampu menggerakkan tubuh ini, yang ada hanyalah rasa lemas, malas dan tak berdaya.
Untuk mengatasi hal ini saya selalu berusaha untuk mencari cara agar api semangat saya kembali membara. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti seminar-seminar, apapun itu. Ada sebuah kalimat yang terus saya jadikan pembakar semangat hidup.
“ingatlah, ketika kamu mulai letih dengan kuliah, ketika kamu mulai malas denan kuliah, ketika kamu merasa pengen nikah aja. INGAT dibalik semua ini orangtuakalian mati-matian untuk menguliahkanmu, mati-matian untuk membahagiakanmu. Setiap kemudahan dan kenimatan yang kamu rasakan, semua itu adalah kucuran keringat dan lantunan doa mereka. Ketika kamu lelah orangtuamu lebih lelah. Jangan biarkan keringat yang telah mereka peras untukmu hanyalah sia-sia”
Ucapan itu sungguh membekas di pikiran saya, perjuangan saya belumlah apa-apa dibangdingkan perjuangan irangtua saya yang mati-matian menyekolahkan saya, dengan harapan saya akan menjadi lebih baik, lebih berguna, dan lebih berbakti kepada mereka. Kebanyakan orangtua, dan termasuk orangtua saya, tak terlalu mempermasalahkan seberapa bagus IPK yang anaknya miliki, tetapi mereka selalu mempertanyakan seberapa bakti anaknya kepada mereka yang sudah mati-matian mereka perjuangkan.
Masadepanmu adalah harapan mereka, berikan yang terbaik untuk masadepanmu, ketika kamu bahagia kelak dimasa yang akan datang, mereka akan lebih bahagia, merka akan bangga dengamu. Karena mereka tak saha menanamkan harapan kepada anaknya, mereka tak salah memperjuangkanmu. Buanglah ego dan malasmu untuk meraih masadepan, berikanlah yang terbaik seperti yang selalu mereka berikan untukmu.




Lazada Indonesia

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »