IP
merupakan singkatan dari Indeks Prestasi yang di hitung berdasarkan
nilai mata kuliah dan jumlah sks yang di ambil. Menanyakan IP kepada
mahasiswa terutama mahasiswa teknik merupakan hal yang bisa di bilang
tabu. Kenapa? Karena kebanyakan anak teknik IP nya tidak terlalu
tinggi, ya karena memang kuliah di jurusan teknik itu tidak gampang.
Tapi meskipun kuliah di teknik itu bisa di bilang susah banyak juga
kok yang bisa dapat IP cumlaude bahkan sempurna di jurusan teknik.
Penghitungan
IP tidaklah selalu sama dengan perjuangan yang sudah di lakukan
selama satu semester kuliah. Meskipun sudah berjuang semaksimal
mungkin, tugas ngerjain, datang tiap hari ke kampus, praktikum di
jalanin, laporan di selesaiin dengan sekuat tenaga dan semaksimal
mungkin dengan harapan bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Sehingga
ketika ditanya tentang IP bisa menjawab dengan percaya diri. Tapi
proses panjang itu bukanlah menjadi penentu utama IP, penentu utama
IP itu ketika ujian, baik UTS maupun UAS atau ujian yang lainnya yang
hanya di lakukan dalam beberapa hari bahakan beberapa menit saja.
Perjuangan selama setahun tergantung dari menit-menit penentuan itu.
Bagi yang tidak bisa mengikuti menit-menit penentuan itu ya bisa jadi
perjuangan selama satu semester yang lalu hanyalah sia-sia belaka.
“perjuangan yang dirangkai selama 1 semester kini hanyalah debu yang tak berarti ketika 1 hari itu lebih mempengaruhi. Jadi buat apa 1 semester ini? Mengapa hanya 1 hari itu yang jadi patokan?” (jonathan, 2016)
Bukan
hanya itu, terkadang dosen pun begitu otoriter dalam memberikan nilai
kepada mahasiswanya. Padahal mahasiswanya sudah berjuang semaksimal
mungkin dengan harapan bisa dapat nilai bagus, eh ternyata tiba-tiba
pas pengumuman dapet nilai yang jauh di bawah ekspektasi. Harapannya
dengan perjuangan yang semaksimal mungkin biar dapet A atau minimal B
tapi tiba-tiba ketika nilai keluar dapatnya malah C atau bahkan lebih
buruk dari itu. Parahnya lagi, ketika nilai keluar seringkali tidak
ada transparansi nilai dari pihak dosen, tau-tau C aja. Tidak ada
pemaparan yang jelas mengenai parameter yang digunakan kenapa bisa
tiba-tiba dapet nilai itu. Bahkan ada juga hanya gara-gara seorang
dosen tidak menyukai sikap seorang mahasiswa, dosen dengan tega
memberikan nilai jelek kepada mahasiswanya. Padahal di kontrak kuliah
yang di paparkan pada saat awal kuliah, parameter yang digunakan
adalah penilaian mengenai tugas, kehadiran dan Ujian. Kenapa bisa
tiba-tiba ketika memberikan nilai ada parameter lain? Memang, kulai
itu tidak melulu soal IP, kuliah juga bukan buat mengejar-ngejar IP.
Tapi ketika kuliah juga butuh IP. IP juga bisa jadi syarat ketika mau
mengikuti suatu organisasi, syarat beasiswa dan sebagainya, bahkan
kedepannya IP juga bisa menjadi penolong seleksi tahap awal ketika
mencari pekerjaan. IP juga merupakan bentuk tanggung jawab kepada
orang tua kita, kadang parameter keseriusan saat kuliah dinilai oleh
orang tua melalui seberapa besar IP yang bisa diperoleh. Memang orang
tua tidak pernah mempermasalahkan tentang besaran IP yang di dapat.
Karena orang tua juga pasti tau betapa susahnya untuk mendapatkan
nilai yang range nya hanya 1-4.
Memang IP bukanlah segalanya, tapi kadang segalanya butuh IP.
Jika
nilai kehidupan = 100, yang akan menjadi parameter keberhasilan hidup
seseorang. IP maksimal hanya bernilai 4% nya saja. Tapi Range 1-4 itu
seringkali jadi patokan, seringkali jadi syarat, seringkali jadi
bahan pertimbangan. Padahal nilai 1-4 itu tidak selalu bisa mewaliki
nilai 100 yang menjadi parameter keberhasilan. Nilai 1-4 hayalah
bilangan awal untuk memulai sampai 100, nilai 1-4 hanya teori
mengenai 96 nilai lainnya yang hanya di dapatkan di bangku kuliah,
yang 96 lainnya di dapatkan di kehidupan nyata.
Inilah
mengapa IP tidak bisa menjadi penentu kesuksesan seseorang, mungkin
orang yang IP nya tinggi bisa mendapatkan nilai yang baik di nilai
awal kehidupan, tapi untuk 96 nilai lainnya dia belum tentu bisa
mendapatkannya atau mungkin sebaliknya bagi orang yang IP nya rendah
mungkin tidak mendapatkan nilai yang baik untuk modal awal kehidupan,
tapi dia bisa mendapatkan nilai maksimal untuk 96 nilai kehidupan
lainnya.
So
jangan bersedih buat yang IP nya rendah, tetaplah semangat. Kuliah
bukan melulu soal IP.
1 komentar:
komentarRAB 2016 jangan lupa dibikin pak, deadline tgl 4 februari ini lhoo wkwk
Reply