Seperti awal kelahirannya blog, pada awalnya blog digunakan sebagai diary secara Online. Orang bebas nulis apapun di blognya. Mau curhatan, tugas atau apapun yang di inginkan. Kali ini aku juga mau nulis apa yang ingin aku tuliskan. Karena kemarin-kemaren aku nggak sepenuhnya menulis apa yang ingin aku tulis melainkan apa yang ingin oranglain baca.
Yang ingin aku tuliskan dalam tulisan ini adalah cerita betapa stressnya aku di Semarang. Kota ini memang terkenal dengan cuacanya yang panas, secara letaknya ada di dataran rendah. Setelah sekian lama aku tinggal di jogja terus tiba-tiba pindah ke sini, butuh waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kota ini. Di sini aku tinggal sendiri, dan mau-nggak mau aku harus nyaris orang buat jadi temen seperjuangan di Semarang.
Namanya nyaris temen itu susah-susah gampang, apalagi aku tipe orangnya susah nerima orang baru namun kalo udah kenal, udah deket bakalan susah buat aku lepasin. Kesan pertama ketemu orang-orang baru di sini seperti liat orang-orang memakai topeng berkeliaran dimana-mana. Secara umum mereka pasti ingi memberikan kesan yang terbaik terhadap orang lain. Kadang tuh sampai harus berpura-pura jadi orang lain biar dianggep baik. Ini sangat berkebalikan dengan aku yang super apa adanya. Sukanya simpel nggak suka ribet, aku ya aku, nggak bisa harus seperti orang lain.
Kendala-kendala dalam pencarian hubungan pertemanan yang sesungguhnya Bener-bener bakalan menjadi cerita buatku. Soalnya buatku temen itu lebih berharga dari uang. Untuk mendapatkan uang, ada ribuan jalan. Mulai dari yang halal sampai yang haram. Namun buat cari temen yang Bener-bener temen, susah. Kenapa? Soalnnya aku harus bisa melihat wajah asli dibalik topeng mereka. Banyak yang keliatan baik namun busuk, dan nggak sedikit juga yang keliatannya busuk namun sebenernya baik banget.
Dari pengalaman aku dalam pencarian hubungan pertemanan, aku sudah tertipu dengan beberapa orang yang aku anggap dia bakalan jadi temen yang Bener-bener temen. Mungkin karena topeng mereka sempurna menutupi wajah mereka, ya yang namanya make topeng tetep bakalan keliatan belangnya. Temen yang bakalan jadi beneran temen adalah dia yang selalu ada dan siap membantumu dalam kondisi susah, meski dia nggak selalu ada disaat kamu bahagia. Dia bakalan merasakan apa yang kamu rasakan tanpa kamu harus masih tau dia. Itulah yang bakalan jadi temen yang beneran temen.
Dari pengalaman ku ini, ada beberapa tips supaya tidak tertipu oleh topeng-topeng orang di sekitarmu. Lihat tulisan tangannya dengan analisa grafologi, grafologi ini adalah ilmu untuk mengetahui karakter seseorang melalui tulisan tangannya. Ada cukup banyak sumber yang bisa dipake untuk menganalisa tulisan tangan “calon temen “ mu, dari blok-blog banyak kok.
Dari tulisan tangan ini bakalan membongkar karakter apa saja tentang dia, apakah dia egois, apakah dia pelit, apakah dia suka Bong. Bakalan jawab semuanya di sini. Apa yang dia tuliskan Bener-bener ekspresi tentang apa yang ada di dalam dirinya. Mungkin susah di percaya tapi ini sudah saya buktikan. Simpel aja contohnya, ketika aku menulis, aku punya style penulisan tersendiri, mulai dari cara pegang pulpen, penekanan, arah penulisan dan sebagainya. Namun kalo aku disuruh menirukan style tulisan orang lain, untuk awal-awal pasti bisa. Tapi lama-lama pasti tetep aja kembali ke style penulisanku. Kenapa ini bisa terjadi, ya karena style yang aku gunakan bukanlah apa yang ada di dalam diriku.
Dari tulisan tangan ini bakalan membongkar karakter apa saja tentang dia, apakah dia egois, apakah dia pelit, apakah dia suka Bong. Bakalan jawab semuanya di sini. Apa yang dia tuliskan Bener-bener ekspresi tentang apa yang ada di dalam dirinya. Mungkin susah di percaya tapi ini sudah saya buktikan. Simpel aja contohnya, ketika aku menulis, aku punya style penulisan tersendiri, mulai dari cara pegang pulpen, penekanan, arah penulisan dan sebagainya. Namun kalo aku disuruh menirukan style tulisan orang lain, untuk awal-awal pasti bisa. Tapi lama-lama pasti tetep aja kembali ke style penulisanku. Kenapa ini bisa terjadi, ya karena style yang aku gunakan bukanlah apa yang ada di dalam diriku.