kisah perjuangan mahasiswa kere di tanah perantauan


yang namanya mahasiswa apalagi di perantauan tidak akan pernah lepas dari yang namanya krisis terutama krisis keuangan. Krisis ini paling sering terjadi dan terus berulang layaknya sebuah siklus terutama buat para mahasiswa kere. Yang punya modal nekat untuk merasakan yang namanya bangku kuliah. Bangku yang begitu di idam-idamkan oleh banyak orang namun sesungguhnya tidak seindah dengan apa yang dibayangkan.
1.       Mahasiswa kere itu anti sama yang namanya NGELUH
Inilah yang menjadi kelebihan mahasiswa kere dibandingkan dengan mahasiswa yang berkecukupan. Dia tidak terlalu banyak mengeluh dengan keadaan yang dia hadapi, tidak minder dengan hape jadul yang dia pake, tidak mengeluh kenapa kekampusnya jalan kaki, tidak mengeluh kenapa kosannya sempit, panas dan sebagainya. Bagi mereka mengeluh bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dia hadapi. Mengeluh adalah salah satu bentuk ketidak syukuran atas apa yang telah Tuhan berikan untuknya dan apa yang telah orangtuanya perjuangkan untuknya.
kenal dengan sosok diatas, Wahyudin namanya. kisah perjuangannya untuk kuliah pernah dia ceritakan dalam acara Hitam Putih. Dengan segala keterbatasannya dia harus berjuang sendiri agar bisa meneruskan pendidikannya 

Dengan prinsip seperti ini, maka tak jarang banyak dari mereka yang justru menjadi mahasiswa yang berprestasi baik secara akademik maupun non akademik. Karena kesuksesan bukanlah untuk mereka yang hanya berleha-leha dan asik dengan gadgetnya. 
Karena kenyamanan itu melenakan dan masalah itu mendewasakan.
saya punya kakak kelas sewaktu SMA, yang ternyata kini dia menjadi lulusan terbaik di sebuah universitas negeri di semarang namanya MIni adalah salah satu contoh mahasiswa kere tapi berprestasi yang kebetulan adalah kakak kelas saya sewaktu SMA. Kisah perjuangannya dapat anda tonton di KICK ANDY “

2.       Makan seadanya asal perut bisa diajak berkompromi untuk berfikir
Makan adalah sumber pengeluaran terbesar, bagi mahasiswa kere makan apapun jadi asalkan halal nggak peduli rasanya mau gimana, yang penting masih bisa makan. Makannya pun tidak mesti sehari 3 kali, asal bisa buat bertahan hidup dan nggak sakit aja udah cukup. Tapi untunglah di tanah rantau yang begitu kejam selalu saja ada orang baik yang peduli dengan mahasiswa kere, selalu ada tempat makan murah dengan porsi kuli yang sebenarnya sangat cukup untuk makan 2 kali.
3.       Moto hidupnya “kuliah itu susah, tapi lebih susah itu menguliahkan”
Kalimat ini ibarat kalimat sakti yang bisa membuat semua lelah dan keluhan yang dirasakan tidak ada artinya jika dibandingkan dengan perjuangan orang tua yang menguliahkan. Dengan penuh kesadaran mereka menyadari bahwa setiap fasilitas yang dinikmati adalah cucuran keringat dan airmata yang telah orangtua perjuangkan untuknya. Dengan mengingat kalimat ini, ketika mereka lelah mereka langsung bangkit, ketika tenaga dan semangat habis maka langsung terisi. Maka janganlah heran kalau mahasiswa kere itu punya daya juang yang begitu keras meski kondisinya serba terbatas.
4.       “Lomba” adalah survivor kit nya

Lomba atau kompetisi lain menjadi harapan utamanya untuk medapatkan uang, biasanya hadiah yang diberikan jika memenangkan sebuah kompetisi memang tidak sedikit, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Buat mahasiswa kere, inilah oase di tengah gersangnya gurun pasir. Tapi untuk mendapatkan semua itu haruslah melalui sebuah perjuangan keras, berkompetisi mengalahkan ratusan bahkan ribuan lawan untuk mendapatkan reward yang begitu menggiurkan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »