Ketika Harus Memimpin

Dulu aku pernah bercita-cita untuk menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi, ingin menjadi kepala meski itu hanya kepala kucing. setidaknya itu lebih baik daripada harus menjadi ekor, ekor singa sekalipun. ketika menjadi kepala aku lebih bisa memilih jalan ku sendiri, menentukan setiap langkahku menuju tujuan dari pencarianku. meksipun hanya sebagai kepala kucing. Kucing yang hanya seekor kucing, hewan yang jinak dan tak bisa membuat seekor anjing tunduk.

Setelah sekian lama impian itu aku tulis di buku catatan hidupku, kini terwujud. aku menjadi kepala dan memang kepala kucing. meskipun jinak dan tidak terlihat berbahanya, kucing juga punya cakar, kucing juga punya taring. sejinak jinaknya kucing, dia tak pernah lupa ketajaman cakar dan runcingnya taring yang dia miliki. meski tak pernah menyerang bukan berarti dia tak bisa menyerang, meski suaranya begitu lembut dan manja bukan berarti dia tak bisa menggeram.

Meski hanya seekor kucing, dia tak pernah takut menghadapi siapapun yang menyerangnya. termasuk pemiliknya sendiri. tidak seperti anjing yang hanya nurut sama majikannya, cuma berani menggongngong menunggu majikannya datang. begitulah anjing, koar-koar walau ada masalah kecil, membesar-besarkan yang kecil menjadi besar dengan gonggonganya.

kucing itu kucing dan anjing memang anjing, kucing tidak pernah menggeram ketika ada sekelebat bayangan yang dia lihat. dia lebih memilih maju melihat siapa di balik bayangan itu daripada harus menggonggong memberitahu semua orang bahwa dia melihat bayangan. meski itu bayangannya sendiri.

anjing VS kucing, dua hewan yang sangat berbeda karakternya harus bersatu dalam satu kandang. si anjing yang suka menggonggong mencoba mnakut-nakuti sikucing dan si kucing yang dengan sangat santai menanggapi gonggongan anjing yang hanya kekedar gonggongan anjing. yang cuma bisa nggonggong tapi tak pernah berani mendekati kucing. begitulah di organisasi. pasti ada masalah di internalnya sendiri. ada yang seperti kucing dan ada yang seperti anjing.

Ketika harus memimpin, pemimpin ibarat kepala dan yang di pimpi adalah badannya. Kepala memang leih kecil daripada badan, kepala cuman ada satu tapi dia yang menggerakkan dua tangan, dua kaki dan badannya. Menjadi pemimpin itu tidaklah mudah, harus bisa menggerakkkan badan, tangan dan kaki secara sinergis untuk berjalan. harus bisa menentukan langkah kemana kaki harus melangkah. ketika kepala sakit semua badan akan sakit. tangan akan memegang kepala untuk mengetahui rasa sakitnya. tapi ketika kaki sakit, kepala juga tidak bisa menggantikan kaki untuk berjalan.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »