Manajemen Perjalanan Saat mendaki Gunung

 Pernah nggak sih melakukan pendakian gunung dengan target puncak tapi malah nggak nyampe puncak?. Padahal udah ngebet pengen ke puncak, pengen tau gimana rasanya di salah satu titik tertinggi di bumi ini tapi apa daya, waktu sudah terlalu larut untuk menggapai puncak. Pengen naik, masih kuat nyampe puncak tapi temen seperjalanan sudah tidak sanggup lagi, jadi apa daya ke puncak gagal juga.

Sebenarnya mau nyampe puncak atau enggak, itu bergantung sama manajemen perjalanan dan cuaca. Dengan me-manage perjalanan, titik awal yang ingin di tuju dapat di capai sesuai rencana loh.. dalam hal ini cuaca juga harus mendukung tapi. Berikut adalah beberapa tips mengenai manajemen perjalanan saat mendaki gunung.


orang yang tahu jalan dan tau medan letakkan di depan


orang pertama ini lah yang memiliki tugas mengarahkan dan memilih jalan agar tidak salah jalan dan tidak tersesat. Sebaiknya ketika melakukan pilih orang yang sudah pernah naik gunung yang di daki setidaknya sekali sebagai penunjuk jalan. Karena pengalaman pendakiannya lebih berharga daripada peta yang di bawa. Karena di peta tidak selalu memberikan keterangan mengenai medan atau kondisi daerah sekitar yang akan di lalui. Orang yang sudah mengenali medan akan lebih mudah mengarahkan bila terjadi sesuatu, misalnya tiba-tiba terjadi badai dan terpaksa harus mendirikan tenda, orang pertama akan lebih mudah mengarahkan untuk mencari daerah landai yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda agar selamat dari badai. Meskipun sebenarnya di peta sudah terdapat kontur yang bisa mengindikasikan daerah yang landai dan curam, tetapi seringkali daerah landai yang bisa dijadikan tempat camp cakupan wilayahnya tidak terlalu luas sehingga tidak tercover di peta.


Selain harus sudah mengenali medan orang pertama juga harus memiliki kemampuan untuk membaca peta dan membaca medan agar tahu dimana posisinya di peta. Tanggung jawab orang pertama ini sangatlah besar untuk tim nya, karena jika dia salah mengambil jalan maka satu timnya juga akan salah. Yang tidak kalah penting, orang pertama juga harus mempunyai kemampuan motivasi yang baik bagi rekan se tim nya, karena yang depan seringkali di jadikan cerminan bagi rekan di belakangnya. Kalau yang depan aja udah lemes, yang belakang juga bakalan ketularan.


Hal yang harus di perhatikan, jika orang pertama memiliki kekuatan fisik yang kuat jangan pernah tinggalkan teman di belakangnya. Karena naik gunung itu naik bareng-bareng bukan sendiri, jadi buanglah egonya. Ada quote dari para pendaki gunung nih
if you want go fast go alone, if you want go far go together
kalimat ini mempunyai makna yang dalam bagi para pendaki, ketika pergi sendiri terus capek, tidak ada teman yang menguatkan. Tapi ketika pergi bareng-bareng akan ada teman yang bisa menguatkan meski sama-sama capek.

orang yang kuat fisiknya sebaiknya membawa beban sesuai porsinya

ketika naik gunung seringkali males bawa beban yang berat, pengennya bawa yang ringan, pokoknya pengen enaknya aja. Harusnya yang punya fisik kuat bawa beban yang sesuai kekuatan fisiknya. Seandainya kecapekkan juga bisa gantian sama temen yang lain yang masih kuat. Tapi ingat juga kalau ada temen yang sisiknya kuat jangan juga di suruh semua barang yang berat-berat, lema-lama kan capek juga.

orang yang kurang kuat secara fisik posisikan di tengah

Tujuan dari penempatannya di tengah agar mudah di awasi jika terjadi sesuatu, misal kecapekkan, kram, atau bahkan pingsan bisa mudah di tangani. Sebaiknya orang yang mempunyai fisik ceperti ini jangan membawa beban terlalu berat, setidaknya cukup bawa perlengkapan pribadinya aja. Tapi juga harus tau diri kalo udah di kasih barang bawaan yang ringan harus kuat dan bisa jaga diri jangan sampai menjadi beban teman yang lainnya.

Sebaiknya sebelum melakukan pendakian dilakukan pendataan juga riwayat penyakit yang pernah di derita dan mungkin akan kambuh lagi. Jarang pendaki yang melakukan hal seperti ini meski sebenarnya penting. Soalnya kalo tau penyakitnya apa bisa langsung di tangani dengan penanganan yang tepat, bisa juga dicarikan obatnya. Oh iya buat yang sakit juga jangan lupa bawa obat buat penyakitnya sendiri. Meski tidak di harapkan kambuh tapi buat jaga jaga dan demi keselamatan juga.

yang bawa logistik dan obat-obatan posisikan di tengah di dekat yang sakit

untuk memudahkan perlu nih orang yang membawa obat-obatan, terutama untuk permasalahan yang sering di alami pendaki seperti kram, terkilir dan gangguan otot lainnya. Sebaiknya semua pendaki mempersiapkan obatnya sendiri-sendiri sih, tapi untuk penyakit yang umum di derita seperti yang sudah di sebutkan tadi sebaiknya di serahkan se salah satu orang saja. Orang yang di pilih juga harus mempunyai kemampuan untuk menangani gangguan-gangguan tadi. Tujuannya sih biar mempermudah saat penanganan, sehingga perjalanan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Satu lagi sebaiknya orang yang jadi petugas medis ini adalah orang yang cekatan.


Yang membawa logistik juga sebaiknya jangan jauh-jauh dari orang yang berpotensi untuk sakit, soalnya seringkali orang yang sakit di picu oleh tubuh yang sudah mulai lelah. Untuk recoverynya bisa bikin minuman anget atau makan makanan ringan dulu. Istirahat sebentar tidak masalah daripada rencananya gagal gara-gara ada yang sakit. Untuk orang yang bawa logistik sebaiknya orang yang punya fisik kuat. Bahan makanan dan air seringkali menjadi beban utama saat pendakian.

Pilih orang yang paling berisik di belakang

kenapa orang yang paling berisik di taruh di belakang, supaya kalau terjadi apa-apa yang paling depan bisa dengar. Fungsi orang terakhir ini adalah untuk mengkomunikasikan hal-hal apa saja yang terjadi, misalnya ada yang terkilir, butuh istirahat dan sebagainya.

Manajemen istirahat

point penting ketika melakukan pendakian adalah jangan istirahat terlalu lama, soalnya kalau udah duduk-duduk enak sambil minum atau makan bawaannya jadi males jalan lagi. Istirahatlah sekedarnya, gunakan waktu istirahat untuk mengatur nafas dan minum saja. Karena istirahat yang sesungguhnya itu pada saat camp. Berlama-lama istirahat di jalan sama saja dengan menunda tidur di camp. Atur waktu jalan dan waktu istirahat, misalnya jalan 15 menit kemudian istirahat 5 menit. Jangan sebaliknya jalan 5 menit istirahatnya 15 menit.

tetapkan target 

target ini lah yang akan menjadi motivator, jangan pernah bilang kalau target masih jauh, bilang saja target udah di depan. Meskipun sebenarnya masih jauh juga. Ada hal yang unik dari pikiran manusia, ketika pikiran manusia dipenuhi oleh pemikiran negatif misalnya dengan banyak ngeluh tubuh akan terasa mudah lelah. Namun sebaliknya jika pikiran dipenuhi oleh sugesti positif tubuh tidak akan mudah lelah. Pemilihan target juga harus disesuaikan dengan kondisi cuaca dan keadaan lainnya, misalnya jika ada salah seorang yang pingsan, ubahlah target awal tadi. Buatlah target baru. 

Buatlah teamwork yang solid 

pendakianadalah sebuah kerjasama team, dimana setiap anggota memiliki fungsi dan peranan masing masing. Dalam sebuah teamwork dibutuhkan seorang pemimpin agar fungsi dari setiap anggota team dapat tersinkronasi dengan baik. Pilihlah seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, dalam hal ini pilih orang yang disiplin, kuat dan memiliki kepedulain yang tinggi. Pemimpin ini juga harus bisa menjadi penengah yang baik jika terjadi pertengkaran selama pendakian. Karena hal ini sangat mungkin terjadi, ketika tubuh sudah lelah bawaannya jadi emosi.

Jangan pernah tinggalin temen

ini yang paling penting dalam teamwork, banyak pendaki yang meninggal gara-gara tertinggal oleh rombongannya. Apapun yang terjadi, meski dia sangat merepotkan dan menjadi beban jangan pernah tinggalkan dia. Naik bareng harus turun bareng juga dengan selamat. Belum lama ketika saya mendaki gunung sumbing saya baru tau kabar bahwa ada salah seorang pendaki yang meninggal. Setelah di usut ternyata pendaki tersebut tertinggal rombongan, entah nggak tau jelasnya tertinggal atau di tinggal. Dan sialnya lagi dia tidak membawa bekal apapun, beberapa hari kemudian dia sudah ditemukan membusuk di jurang.








Share this

Related Posts

Previous
Next Post »